Kamis, 29 Desember 2011

Nilai – Nilai Filsafat dalam Pencak Silat

Seorang pesilat yang mumpuni, jika semakin tinggi ilmu yang dimiliki maka akan semakin merunduk. Dirinya berani berintrospeksi akan dirinya sendiri, memberi suri tauladan saat menjadi seorang pemimpin, dan selalu member semangat serta dorongan saat sedang berada di tengah – tengah. Aspek mental spiritual merupakan dasar untuk mengembangkan konsep budi pekerti luhur sebagai wujud cipta, rasa, karsa, taqwa, tanggap, tangguh, tanggon, dan trengginas. Nilai – nilai luhur pencak silat merupakan dasar untuk menbentuk manusia yang beretika tinggi dan mempunyai disiplin terhadap diri sendiri dan lingkungannya dalam hal menjalankan tugas kewajiban yang diemban.

Filsafat sebagai suatu metode cara berpikir reflektif, dalam silat merupakan hasil akumulasi pengalaman yang telah digali dari bumi Indonesia dan diteliti secara berkelanjutan. Filsafat moral / kesusilaan, dalam dunia persilatan perilaku dan perbuatan diatur oleh adanya suatu etika pesilat, nilai – nilai luhur, janji pesilat dan aturan – aturan yang lain. Filsafat estetika dalam dunia pencak silat selain telah tergarap di aspek seni juga telah dikembangkan dalam bentuk festival pencak silat seni yang lebih cocok untuk dinikmati keindahannya.



Dalam filsafat dikenal bahasa isyarat (umum dan khusus) dan bahasa biasa. Dalam pencak silat bahasa yang digunakan adalah bahasa isyarat khusus. Bahasa badan atau gerak teknik pencak silat memiliki arti khusus yang juga dapat diartikan oleh sesame pesilat. Ajaran dalam pencak silat jika diamalkan dengan baik dan benar akan member manfaat sebagai berikut ini, antara lain : membantu dalam pembentukan dan pengembangan pengetahuan (kognitif), membantu dalam pembentukan dan pengembangan emosi dan sikap (afektif), membantu dalam peningkatan dan pengembangan fungsi organ tubuh, serta pembentukan keterampilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar