Anggapan Menyesatkan tentang Seputar Keperawanan Wanita
Keperawanan merupakan suatu harta yang sangat berharga bagi seorang gadis. Menjaga keperawanan dan dipersembahkan hanya untuk suami tercinta merupakan suatu yang sangat mulia. Karena begitu berharganya status perawan, bahkan terkadang malah menimbulkan suatu kerugian bagi wanita. Begitu pentingnya arti perawan akan membuat banyak orang menebak-nebak mana gadis yang masih perawan atau yang sudah tidak perawan. Hal ini tentu akan sangat merugikan dan menyebalkan bagi si wanita yang menjadi obyek pengamatan untuk ditebak. Penilaian dari pengamat bisa sangat menyesatkan.
Keperawanan dapat ditandai dengan masih ada dan utuhnya selaput dara pada rahim wanita. Akan tetapi, utuh atau tidaknya selaput dara juga tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya indicator keperawanan pada wanita. Dalam kenyataannya selaput dara pada wanita dapat pecah bukan karena dorongan dari penis pria, akan tetapi akibat kecelakaan yang mungkin terjadi pada daerah sekitar vagina. Kecelakaan itu bisa saja membuat selaput dara menjadi pecah.
Seksolog Andri Wanananda menyatakan bahwa kondisi masih perawan atau bukan tidak dapat dilihat dari cirri fisik seorang wanita. Sebenarnya tidak akan terjadi perubahan fisik pada wanita yang telah kehilangan keperawanannya.
Di bawah ini merupakan beberapa anggapan mengenai keperawanan yang menyesatkan banyak orang :
1. Wanita yang tidak mengalami pendarahan pada saat malam pertama dengan suami adalah tidak perawan.
Pendarahan yang mungkin terjadi pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual timbul sebagai akibat dari pecahnya selaput dara pada rahim atau vagina. Telah disebutkan di atas bahwa keberadaan selaput dara tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan keperawanan seorang wanita. Selaput dara dapat mengalami kerusakan karena kecelakaan atau aktivitas yang dilakukan seperti bersepeda atau pun senam. Penggunaan pembalut yang tidak tepat ternyata juga dapat mengakibatkan kerusakan selaput dara. Pada beberapa wanita juga ditemui selaput dara yang elastic sehingga tidak terjadi pendarahan saat pertama kali berhubungan seks.
2. Wanita yang jalannya mengangkang merupakan wanita yang sudah tidak perawan.
Cara jalan seseorang tidak akan berubah hanya karena hilangnya keperawanan pada diri mereka. Cara jalan seseorang terbentuk karena factor gen, factor pertumbuhan yang dialaminya, serta perkembangan secara fisik yang terjadi.
3. Wanita yang tidak perawan memiliki warna air seni yang bening.
Yang mempengaruhi warna air seni atau urine adalah kadar kandungan air yang dikonsumsi sehari-hari. Hilangnya keperawanan sama sekali tidak akan berpengaruh pada warna air seni wanita. Jika manusia mengkonsumsi air putih dalam jumlah banyak dan mencukupi kebutuhan maka akan dapat dipastikan air seninya tidak berwarna atau jernih, kecuali dia menderita penyakit tertentu.
4. Wanita yang tidak perawan salah satu payudaranya akan lebih besar.
Payudara pada wanita memang dapat mengalami perubahan ukuran atau dikatakan membesar. Hal ini akan terjadi jika wanita tersebut terangsang secara seksual. Akan tetapi jika kondisi sudah kembali normal maka ukuran payudaranya pun akan kembali ke ukuran semula.
5. Wanita yang bokongnya kendor adalah tidak perawan.
Pantat atau bokong yang tidak elastic atau kendor bukan diakibatkan oleh hilangnya keperawanan. Suatu keadaan dimana bokong atau pantat menjadi berkurang tingkat elastisitasnya dapat diakibatkan oleh kurangnya aktivitas atau olahraga yang dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar