Sudah saatnya memikirkan kiat hemat menanam cabai di halaman rumah. Tak perlu lahan luas, pemeliharaan pun tak rumit.
Menjelang bulan puasa, para Ibu dikagetkan dengan harga cabai yang melambung tinggi, mencapai Rp 38 ribu per kilogram! Ini adalah imbas gagalnya panen petani cabai di beberapa daerah. Padahal banyak orang terbiasa menyisipkan cabai di menu hariannya.
Inilah saatnya menanam cabai sendiri di halaman. Tak perlu lahan yang luas kok, cukup dengan berdiameter pot 30-50 cm dan perawatan tak sulit. Anda sudah dapat memanen cabai segar dari kebun sendiri. Dan, hampir semua jenis cabai mudah dikembangkan dari pot.
Beli Bibit Terstandar
Sebelum memutuskan menanam cabai, pelajari dahulu jenis-jenis cabai. Setelah diputuskan, kemudian carilah bibit tersebut dari toko suplier alat pertanian atau pusat penjualan tanaman.
Jangan menanam bibit yang didapat dari membeli cabai di pasar. Suwarno menyarankan untuk membeli bibit yang sudah tersedia dalam amplop tersegel. Bibit cabai ini sangat menentukan ketahanan fisik, kualitas tanaman dan hasil yang didapat.
“Kalau menanam biji cabai sendiri, khawatirnya akan keriting tumbuhnya. Karena bibit itu kan, juga bisa terserang jamur atau penyakit sebelum ditanam,” ungkapnya menjelaskan.
Selain memilih bibit dengan standar kualitas biji, pilih pula kemasan bibit berstandar. Pilih yang bersertifikasi departemen pertanian, sehingga dipastikan telah memiliki kualitas minim risiko gagal bertumbuh.
Setelah pemilihan bibit, selanjutnya siapkan media tanam berupa pupuk kandang matang dan tanah biasa dengan perbandingan 1 : 1.
Tanam bibit cabai dalam potray atau polybag kecil (diameter 5-7,5 cm), letakkan di bawah penutup atau paranet hingga mendapat sinar matahari 70 persen saja. Setelah berusia 1 sampai 2 bulan, pindahkan ke pot plastik ukuran diameter 15-20 cm. Pemindahan tanaman sebaiknya dilakukan ketika mendung atau sore hari agar tanaman tidak stres.
Pupuk Tepat
Pada saat tanaman berumur satu bulan, berikan NPK komposisi berimbang (16:16:16) dosis ½ dari takaran. Setelah tanaman bercabang dan kokoh, baru dapat diberikan pupuk dengan dosis penuh. Dan setelah dipindahkan ke pot, tanaman perlu diberikan pemupukan lebih intensif serta mendapat terik matahari penuh.
Beberapa referensi juga menyebutkan, tanah untuk tanaman cabai sebaiknya diberikan tambahan TSP dan Urea. Caranya, sebelum tanaman dipindahkan ke pot atau ladang, campur media tanam dengan TSP dan Urea perbandingan, 1 karung pupuk kandang: 1 kg TSP : ¼ kg Urea. Campuran ini diperam selama 20 hari lalu dicampur dengan tanah biasa. Komposisi ini menghasilkan tanah yang gembur dan kaya humus sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai. Seminggu sebelum tanam, campuran tadi sudah diaduk dengan tanah dan ditempatkan di pot-pot.
Sedangkan pada saat menanam, jangan lupakan styrofoam atau kerikil di dasar pot sebagai drainase. Tanaman cabai lebih menyukai kondisi media tanam yang tidak terlalu lembap serta memiliki pH 5-6. Dan, jangan menanam terlalu banyak pohon dalam satu pot. Cukup 1-2 batang pohon untuk pot diameter 15 cm.
Untuk perawatan, lakukan pemupukan dengan cara siram atau kocor sekitar 2 minggu sekali atau sebulan sekali. Pada dasarnya tanaman ini hanya memerlukan panas matahari penuh dan tanah yang kaya hara. Umumnya setelah 2,5 bulan, cabai akan mulai produksi hingga habis. Setelah 5-6 bulan, tanaman sudah tidak produktif atau mati.
Agar produksi maksimal, lakukan pengurangan cabang yang tidak berguna, seperti cabang yang ada di bawah cabang air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar